PENTRIGRAF - PHOBIA DARAH

 Karya : Moch Vikry Romadhoni

Hiruk pilu terjadi di rumah Luki atas kejadian aneh yang menyebabkan meninggalnya Guntur di halaman belakang rumah luki. Dia meninggal karena terkena jebakan pisau diikat dengan benang yang menancap pas di mata kanan Guntur. Dia yang memiliki wajah Tanpam itu harus meninggal di usia muda dengan tragis. Lima sahabatnya yaitu Luki, Ica, Gisel, Edo, dan Supar sangat terpukul dengan kejadian itu, ditambah lagi Gisel yang Phobia darah langsung pingsan melihat darah yang mengalir dari mata Guntur. Mereka kecewa kenapa Luki memasang jepakan itu kepada sahabatnya sendiri. Luki yang mendapat sangakaan seperti itu tidak terima, bukan dia yang memasang, dia kebingungan kenapa ada jebakan di belakang rumahnya, tapi ia tidak memiliki bukti yang kuat untuk menunjukkan kebenarannya. Sejak kejadian itu  Ica, Edo dan Supar tidak mau diajak Luki untuk berkumpul dirumahnya. Luki tetap memaksa sahabatnya untuk berkumpul dirumahnya untuk membicarakan kematian Aisyah, dan akhirnya mereka setuju pada hari sabtu.

Di hari sabtu Gisel dan Ica datang pertama ke rumah Luki, dengan sikap acuh kepada tuan rumah, Luki meminta pada mereka berdua untuk percaya bahwa bukan dia yang menaruh jebakan, kemungkinan ada orang lain masuk sebelum itu, mereka berdua percaya tapi tidak sepenuhnya. Lima menit setelah itu Gisel dan Ica pergi ke kamar mandi, selang itu juga dibarengi suara bel rumah Luki yang datang  adalah Edo dan Supar. Luki teriak dari dalam untuk langsung masuk karena pintunya tidak dikunci, bersamaan dengan itu terdengar suara Gisel berteriak, langsung luki menghampiri suara Gisel teriak dari arah dapur. Luki terkejut melihat kejadian yang tak ia sangka-sangka. Ia betapa terkejutnya melihat dada Ica berlumur darah berlubang dan hatinya keluar, Gisel  yang terbaring disamping Ica denga luka goresan luka dipipinya, Supar yang juga tergeletak tak bernyawa melihat di lehernya sudah mengalir darah di tenggorokannya. Yang lebih mengejutkan hanya Edo yang memegang pisau disamping Ica. Luki melihat keadaan itu kecewa dan takut atas tragedi yang dilakukan oleh Edo terhadap dua sahabatnya sendiri. Edo mendekat kepada Luki terbata-bata mengakui kalau apa yang dilihatnya bukan apa yang ia pikirkan, Luki tak percaya karena ia melihat langsung kejadiannya. Luki yang melihat itu pasrah tak bisa bergerak saat Edo mendekatinya. Tiba-tiba pintu terbuka ternyata yang datang adalah Aril tetangga Luki yang hendak mengembalikan kamus, tapi Aril yang datang dengan cerita tiba-tiba murung melihat peristiwa yang ia lihat.

Satu hari setelah peristiwa itu Luki berdiskusi dengan Aril mengenai kejadian yang kemarin, Luki berterima kasih karena sudah datang tepat waktu. Kemudian Luki menjelaskan kepada Aril kejadian yang telah terjadi seminggu itu kepada Aril yang baru datang dari luar kota. Luki menjelaskan secara detail kematian sahabat-sahabatnya mulai dari Guntur, Ica, dan Supar. Aril yang sudah ahli dalam menganalisis sebuah kejadian berfikir keras kenapa Edo setega itu pada sahabatnya sendiri. 3 menit dari itu tiba-tiba Aril gelisah, mengajak Luki untuk pergi ke Rumah Edo. Luki menolak hal itu karena jika ia pergi ke sana sama saja ia bunuh diri, tapi Aril tetap memaksa agar tetep pergi ke rumah Edo, Luki terpaksa ikut saran Aril, karena pemikiran Aril sulit untuk ditebak. Mereka berlari menuju rumah Edo, Luki masih gelisah dengan perasaannya, akankah ia akan bunuh diri atau ada rahasia lain. Sesampainya di depan rumah Edo tiba-tiba Aril tersandung pisau yang menyebabkan kakinya luka dan tidak bisa berlari lagi, Aril menyuruh Luki untuk terus masuk ke rumah Edo, dengan perasaan gelisah dan takut Langsung ia masuk rumah dan sesampai di ruang tamu Ia terkejut melihat Edo bersama Gisel yang memenggal kepala Edo dan clurit dilehernya. Dari kejauhan Luki berteriak untuk menghentikan apa yang akan di lakukan Gisel, tapi Gisel tetap melanjutkan aksinya, pas di hadapan Luki ia menggoreskan clurit samapai hampir terpisah anatar kepala dan badan Edo, dengan tersenyum Gisel menghampiri Edo seraya menjelaskan yang membunuh sahabatnya sendiri yaitu dirinya, hidupnya adalah permainan, dengan sengaja ia membunuh sahabatnya urut dengan Namanya, Guntur, Ica, Supar, Edo dan yang terakhir adalah Luki. Mendengar dari penjelasannya Luki tidak terima dan hendak melawan Gisel tapi ia takut karena yang di pegang Gisel sebuah Clurit tajam. Gisel yang berani langsung mendekati Luki, ia mengkat tangannya dan langsung menebas kepala Luki. Lucky hanya bisa pasrah dia lemas melihat kepala Edo yang terpenggal, Iya tiba-tiba jatuh duduk dan tebasan Gisel melenceng. Gisel hendak melancarkan tebasan yang kedua kali tapi di kepalanya ia mendengar raungan suara sahabat-sahabatnya memanggil nama Gisel, hingga ia merasa ketakutan mendengarnya. Melihat kesempatan itu Ariel tiba-tiba datang dengan pinggangnya kemudian mendorong gissel jauh dari arah Luki. Gisel yang lemah karena ia phobia darah tak sengaja clurit yang ia bawa mengenai lehernya sendiri hingga kepalanya terpisah dengan badannya. Luki dan Aril selamat dari amacaman nyawanya, mereka berdua sangat terpukul atas kejadian itu hingga ia tidak bisa mengira-ngira apa alasan Gisel untuk melakukan pembunuhan terhadap sahabat-sahabatnya.

Komentar

Posting Komentar